Samuudera Ilmu official website | Members area : Register | Sign in

Menjaga Lisan

21 Mei 2011

Share this history on :
Orang Indonesia Punya Pepatah :”air beriak tanda tak dalam”, yang berarti orang yang banyak cakap, biasanya tidak berisi. Dan hal itu tentu telah diketahui oleh orang banyak. Khususnya  kalangan terdidik.namun banyak di antara kita yang terjebak dalam situasi yang mirip dengan pepatah di atas. Sering kita lihat masyarakat indonesia di berbagai tempat, sering mencemooh orang lain tatkala bekerja, padahal ia sendiritidak akan mampu melakukannya, semaksimal orang yang ia cemooh tadi. Misalnya: banyak karyawan perusahaan yang berkomentar buruk di belakang pemimpin mereka. Namun akan bertindak sebaliknya tatkala mereka sedang berhadapan dengan bos mereka. Demikianlah karakter masyarakat indo nesia ini, selalu terjebak dengan situasi seperti yang didambarkan pada pepatah di atas.
Perlu di ketahui, bahwa kualitas seseorang bisa di ukur dari kemampuannya menjaga lidah. Maka orang yang beriman tentu akan berhati-hati dalam menggunakan lidahnya. Allah SWT berfirman:


Yang artinya: “wahai Orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaklah Kalian berkata dengan kata –kata yang benar.”(QS; Al-ahzab : 70). Sementara itu Rasulullah SAW bersabda:
Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari akhir, hendaklah iaberkata baik dan benar atau diam”(HR: Bukhari - Muslim)
Nabi Muhammad adalah pribadi yang jarang berbicara, jarang berkomentar. Namun sekali berbicara , dengan izin allah, ucapan beliau dapat dipastikan kebenarannya. Ucapannya adalah bagaikan intan dan untaian mutiara yang cemerlang, indah, bermutu dan memiliki nilai. Hal itu bukan daja disebabkan oleh posisi beliau sebagai nabi dan rasul penyampai wahyu Allah, namun lebih dari itu.beliau sejak kecil dikenal dengan delar Al-amin, tidak pernah berkata dusta sekecil apapun. Bahkan sangat disebutkan bahwa Rasulullah sangat menjaga canda dan senda guraunya dari hal-hal yang mengarah kepada dusta.
Ada suatu keterangan menarik. Disebutkan bahwa ada empat jenis manusia diukur dari kualitas pembicaraannya:

Pertama: orang yang berkualitas tinggi. Kalau dia berbicara, isinya syarat dengan hikmah, ide, gagasan, solusi, ilmu dan sebagainya. Orang seperti ini tentu bermanfat bagi dirinya, lawan bicaranya, maupun orang lain yang mendengarkan. Setiap pembicaraannya tentu berujung pada manfaat.

Kedua: orang yang biasa-biasa saja. Yaitu orang yang selalu sibuk membicarakan peristiwa . mendengar pasangan selebriti yang bercerai saja, gosipnya minta ampun. Prinsip”pokoknya bunyi” bear-benar dipegang secara kuat
.
Ketiga: orang rendahan: dimana segala isi pembicaraannya berawal dari mengeluh, memuncak dan sampai pada tujuan yang sama; MENGELUH. Setiap kali dapat ujian, selalu saja mengeluh. Bahkan ada yang beranggapan bahwa Allah itu tidak adil. Nauzubillahi min dzalik.

Keempat: orang yang dangkal. Adalah orang yang tiada bosan mengekspose diri,  jasa, kebaikan dan prestasinya. Dia selalu ingin lebih tampak lebih dari orang sekitarnya. Bahkan, ia rela berkomentar jelek terhadap orang lain, semata-mata agar dirinya tampak lebih menonjol dari orang sekitarnya.
Oleh karena itu, sebagai orang beriman, hendaklah kita berhati hati dan selalu menjaga lidah kita. Semoga dengan usaha yang gigih untuk berhati-hati, kita termasuk dalam golongan yang pertama, dan terhindar dari golongan kedua, ketiga, apalagi golongan keempat sebagai orang yang dangkal.

Wallahu ‘alam bi ash shawab




Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 comments: