SUMBER:http://arisyaoran.wordpress.com/2010/08/02/bukan-hidup-untuk-berjuang-tetapi-berjuanglah-untuk-hidup/
Seringkali kita mengeluh ini itu, mengeluh karena gagal, mengeluh  karena sakit, mengeluh karena dilanda musibah. Mengeluh dan mengeluh.  Entah berapa banyak kita telah mengeluh, bahkan ada juga orang yang  ingin mengakhiri hidupnya dikarenakan tidak kuat menahan beban kehidupan  yang sulit.
Betapa buruknya kita yang mengeluh itu apabila kita mengetahui. Alam  semesta ini memiliki hukum-hukum yang mengaturnya, sehingga terciptalah  keseimbangan dijagad raya yang luar biasa. Puncak keseimbangan itu telah  membuat kita berada didunia. Kehidupan ini muncul dari perhitungan  rumit sesuatu yang kompleks dan menakjubkan. Bayangkan saja peluang  untuk terbentuknya alam semesta yang membentuk kehidupan ini menurut  Penrose, seorang ahli probabilitas adalah 1:10^10^123 (10 pangkat 10  dipangkatkan kembali 123) sebuah angka peluang yang kecil sekali dan  sangat sulit dijabarkan, bahkan melampaui 10^50 (probabilitas  nol/mustahil terjadi karena kebetulan).
Kehidupan ini adalah sebuah proses. Butuh waktu yang lama untuk  menciptakan sebuah kehidupan. Misalnya saja, butuh proses yang panjang  selama 9 bulan untuk menunggu kita dapat terlahir ke dunia. Butuh kerja  keras dan pengorbanan orang tua sehingga kita dapat muncul dan hidup  didunia ini. Hidup ini adalah sebuah keajaiban yang patut kita syukuri.  Hasil dari perjuangan kita dari sebuah titik sperma dan pengorbanan  bertriliun-triliun kehidupan sebelumnya – perjuangan orang tua kita,  nenek kakek kita, kakek buyut kita dan seterusnya sampai satu titik awal  yang mengawali semuanya yang kita sebut dengan Tuhan.
Apakah kita tidak menyadari bahwa betapa berharganya sebuah kehidupan  yang kita rasakan ini?. Apakah kita ini makhluk hina yang mengeluh dan  tidak pernah menyadari bahwa lahirnya kita, hidupnya kita adalah sebuah  anugrah yang tidak dapat dibayar dengan apapun?
Bandingkan ukuran tubuh anda dengan pulau tempat keberadaan anda.  Sangat kecil bukan?. Bandingkan lagi pulau tempat tinggal anda dengan  benua dimana pulau itu berada, dengan planet bumi, dengan matahari,  dengan galaksi bimasakti terus sampai dengan jagad raya. Lihat dan  sadarilah disekeliling anda dan rasakan bahwa betapa kecilnya kita dan  segala kehidupan ini apabila dibandingkan dengan jagad raya, bahwa  betapa sebentarnya umur kehidupan kita apabila dibandingkan dengan umur  jagad raya ini. Maka betapa berhargalah dan bernilailah sebuah kehidupan  kecil yang anda rasakan itu. Janganlah sekali-kali anda sia-siakan  kehidupan itu. Nikmati dan syukurilah semua anugerah yang kita miliki  ini.
Lalu apa hubungannya sebuah kehidupan luar biasa itu dengan  penderitaan, kekecewaan dan segala permasalahan yang kita hadapi ?.  Bukankah lebih baik tidak pernah merasakan hidup dan merasakan segala  penderitaan itu?.
Berpikirlah positif kawan. Tuhan, sang orangtua dari segala orangtua  yang menciptakan kita tentu sangat menyayangi kita sebagai makhluk hasil  ciptaanya. Seorang orang tua tentu akan menyayangi anak-anaknya. Hal  ini bukan berarti kita tidak akan mengalami tragedi, namun rasakanlah  dan pelajarilah apa yang berada di balik semua itu. Carilah pelajaran  dan keuntungan dari semua keadaan yang tidak menguntungkan itu. Sudut  pandang inilah yang mampu membuat kita dapat melewati semua krisis dan  merubahnya menjadi kesempatan didalam jalan kehidupan kita. Berpikir  positif akan mengaktifkan gen-gen (informasi dasar didalam tubuh kita)  untuk menciptakan keadaan yang baik bagi tubuh kita. Mengaktifkan  sel-sel otak dan tubuh untuk menghasilkan hormon-hormon yang bermanfaat.
Prinsip dualitas (keberpasangan) bekerja untuk segalanya. Ada  depan-belakang, siang-malam, kekuatan-kelemahan dan sebagainya. Tak  peduli betapa segala sesuatu timpang, tak perduli segala sesuatu akan  berakhir, akan selalu ada ruang untuk memilih. Pertahankanlah sudut  pandang yang positif. “Tuhan akan sesuai dengan apa yang kita pikirkan”.  Maha pertahankalah dan berjuanglah selalu untuk selalu dalam keadaan  positif.
Belajar dari Thomas Alva Edison, Ia menghabiskan uang 40.000 dolar  dalam waktu 2 tahun dan 6000 bahan yang telah diuji. Ia menggabungkan  3000 teori yang telah ada dan meringkasnya menjadi 2 teori saja. Dan  akhirnya, setelah menemui kegagalan sebanyak 8889 kali, pada tanggal 21  Oktober 1879, lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala  selama 40 jam. Di tahun 1882, Edison memasang lampu-lampu listrik di  jalan-jalan, dan rumah-rumah sejauh 1 km di kota Newyork. Hal ini  pertama kalinya di dunia, jalan-jalan diterangi oleh cemerlangnya cahaya  lampu dan manfaat yang kita tidak dapat hitung saking banyaknya.
Maka berjuanglah  kawan, raihlah kemenangan yang ditawarkan Tuhan di akhir jalan hidup  kita kelak. Raihlah keabadian dan keindahan itu. Syukuri kehidupan ini  dengan menjalaninya. Mari kita berjuang dan berkorban bersama-sama untuk  memberikan manfaat yang sebanyak-banyaknya. Semua itu untuk kita semua  masing-masing. Karena Tuhan tentu tidak akan menyia-nyiakan segala  kebaikan yang telah kita lakukan. Menabung untuk akhirat. Menabung untuk  masa depan. Jangan sia-siakan perjuangan kehidupan sebelumnya para  leluhur kita yang telah berjuang sehingga kita ada untuk saat ini  didunia. Mari kita lanjutkan…
Bukan Hidup Untuk Berjuang, Tetapi Berjuanglah Untuk Hidup
5 Apr 2011
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 

 
 
 
 
 
0 comments:
Posting Komentar